Salah satu pohon yang menjadi tempat tinggal kuntilanak adalah burung waru. Banyak orang yang percaya, bahwa pohon ini menjadi tempat tinggal para kuntilanak. Mitos pohon waru doyong ini sudah menyebar di masyarakat.
Pohon waru merupakan pohon yang berukuran besar dan biasanya ditanam di pinggir jalan atau halaman rumah. Digunakan sebagai tanaman peneduh. Pohon ini memang bisa tubuh dengan tinggi dan membuat sekitarnya terlihat rindang. Bisa tumbuh liar dimana saja. Mungkin di sekitar tempat tinggal anda, banyak pohon ini. Memiliki bentuk bunga seperti hati atau orang jawa mengenalnya dengan waru. Kadang daunnya juga digunakan untuk pakan ternak. Tapi dibali kegagahan dan manfaat waru, tersimpan mitos yang menyeramkan. Bahkan banyak orang yang takut untuk berada di pohon waru pada malam hari.
Misteri Di Balik Pohon Waru Doyong
Mitos pohon waru doyong sudah kental di penduduk. Orangtua juga bakal melarang anak-anak bermain di waru doyong mendekati maghrib. Karena dapat diculik oleh kuntilanak. Kata doyong datang dari kata cenderung. Bentuk pohon waru ini, memang benar ada satu sisi yang agak menyondong. Ada ranting yang dapat dipakai untuk duduk. Disitulah tempat favorite kuntilanak. Ditambah lagi daun waru tampak lebat, membuat pohon waru tampak lebih menyeramkan. Sisi itu yang dipakai kuntilanak untuk menganggu manusia yang melalui.
Kuntilanak adalah hantu wanita yang wafat karena melahirkan seseorang bayi. Kata kuntilanak sendiri datang dari kata wanita serta anak. Oleh karenanya, kuntilanak diakui senang mengambil bayi-bayi yang baru lahir. Di daerah jawa, kalaupun ada wanita hamil atau bayi yang baru lahir. Tentu di sekelilingnya dikasih beberapa benda tajam. Seperti gunting kecil. Paku, jarum, kaca serta yang lain. Menurut orang dahulu, rutinitas itu dipakai untuk mencegah bayi atau janin dari masalah roh jahat. Contohnya mencegah bayi dicuri oleh kuntilanak. Dia akan menculik janin serta dipandang seperti anaknya sendiri. Karenanya ada benda tajam itu, akan membuat kuntilanak takut.
Diluar itu pohon waru doyong kerap dipakai bermain anak-anak kecil. Dibawah pohon yang teduh serta teduh, membuat anak-anak kerasan terlalu lama main dari sana. Ini yang membuat kuntilanak senang ada di pohon waru. Bahkan juga kerap memperlihatkan diri pada siang hari. Saat pohon waru telah makin besar serta tinggi, aura mistinya benar-benar sangat tampak. Kuntilanak kerap menganggu dengan nada tertawanya yang ciri khas. Diluar itu akan melemparkan batu atau apa pun untuk mengganggu.
Sebetulnya kuntilanak bukan sekedar tinggal di pohon waru doyong saja. Kerap tinggal di pohon tinggi yang telah tampak tua. Kalaupun ada pohon yang telah tua serta ditempati oleh hantu. Sangat baik untuk menangkalnya dengan orang pandai lalu menebangnya. Agar tidak menganggu. Tetapi kalaupun pohon itu dipakai untuk berteduh sangat baik dilewatkan saja. Agar lingkungan masih asri. Yang terpenting kita mesti sama-sama menghargai keduanya dengan makhluk yang tidak tampak. Hingga akan tidak diganggu. Demikian artikel mengenai mitos pohon waru doyong. Mudah-mudahan memberi info yang berguna untuk anda.
Fakta Manfaat Pohon Waru
Pohon waru (Hibiscus tiliaceus L) yaitu tumbuhan tropis berbatang sedang serta kerap didapati tumbuh di pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru juga tumbuh liar di hutan serta di ladang. Terkadang ditanam di pekarangan atau tepi jalan juga sebagai pohon pelindung.
Di tanah subur, batang waru dapat tumbuh lurus. Namun di tanah tidak subur batangnya tumbuh membengkok dengan percabangan serta daun lebih lebar. Pohon waru dapat tumbuh setinggi pada lima serta 15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang, berwarna cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter sekitar 19 cm.
Pertulangan menjari, warna hijau, sisi bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau dua-lima dalam tandan, bertajuk pada delapan serta 11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu di pangkal dalam, beralih kuning merah, serta pada akhirnya kemerah-merahan. Buah bulat telur, memiliki rambut lebat, beruang lima, panjang seputar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat muda. Daun mudanya dapat dimakan sebagai sayuran. Kulit kayu berserat, umum untuk membuat tali.
Di setiap daerah waru mempunyai nama berbeda. Di Sumatera, misalnya, dimaksud kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk, melanding. Di Jawa diesbut waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis, waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Di Nusa Tenggara baru, waru, wau, kabaru, bau, fau. Di Sulawesi balebirang, bahu, molowahu, lamogu, molowagu, baru, waru. Di Maluku war, papatale, haru, palu, faru, haaro, fanu, halu, balo, jika, pa. Di Papua kasyanaf, iwal, wakati.
Syarief menjelaskan tidak hanya bagian daun yang bermanfaat. Nyaris semua sisi pohon waru berguna juga sebagai obat herbal. Dalam pengobatan tradisional, akar waru dipakai sebagai pendingin untuk penderita demam, daun waru membantu pertumbuhan rambut untuk penderita alopesia sekunder, juga sebagai obat antibatuk, obat antidiare berdarah/berlendir, anti-amandel. Bunga untuk obat antitrakoma serta antimasuk angin.
Dalam daun waru, lanjut dokter anggota Perhimpunan Dokter Herbal Medic Indonesia itu, mengandung zat-zat seperti saponin, flavonoid, serta polifenol. Akarnya mengandung saponin, flavonoid, serta tanin. Flavonoid adalah sejenis senyawa fenol terbesar. Senyawa itu terdiri atas kian lebih 15 atom karbon yang beberapa besar dapat ditemukan dalam kandungan tumbuhan. Flavonoid juga di kenal juga sebagai vitamin P serta citrin, serta adalah pigmen yang di produksi oleh beberapa tanaman juga sebagai warna pada bunga yang dihasilkan.
Manfaat paling utama flavonoid dalam tubuh manusia yaitu sebagai antioksidan yang dapat menghalangi sistem penuaan serta menghindar perubahan sel kanker. Flavonoid juga berfungsi sebagai melindungi susunan sel dalam tubuh, meningkatkan penyerapan serta pemakaian vitamin C dalam tubuh, sebagai obat anti-inflamasi serta masih banyak yang lain. Zat saponin mempunyai khasiat mengikat kolesterol dalam darah. Plifenol dapat juga berguna juga sebagai antiseptik serta antioksidan.
” Dilihat dari sebagian kandungan yang ada dalam daun waru, telah dapat di pastikan tumbuhan itu mempunyai banyak manfaat, ” kata Syarief. Selain itu, saat ini juga dikembangkan pemakaian kulit pohin waru juga sebagai obat antikanker.
Manfaat Daun Waru
1. TB Paru
Potong-potong segenggam daun waru segar, lantas bersihkan. Tambahkan tiga gelas minum air bersih, lalu rebus hingga air tersisa seputar 3/4. Sesudah dingin, saring serta tambahkan air gula ke air saringan, lalu minum, satu hari tiga kali masing-masing 3/4 gelas minum.
2. Batuk
Bersihkan 10 lembar daun waru fresh, lantas potong-potong. Imbuhkan tiga gelas minum air bersih, lantas rebus hingga air tersisa 3/4. Sesudah dingin saring serta minum air saringan satu hari tiga kali, semasing 1/3 sisi. Saat sebelum minum, imbuhkan madu seperlunya.
3. Batuk berdahak
Bersihkan 10 lembar daun waru yang masih muda hingga bersih, tambahkan gula batu seukuran telur burung merpati. Imbuhkan tiga gelas air bersih, lantas rebus hingga air tersisa 3/4 sisi. Sesudah dingin, saring serta minum air saringan itu satu hari tiga kali minum, masing-masing 1/3 sisi.
4. Radang amandel
Bersihkan segenggam daun waru fresh, lalu rebus dalam dua gelas air bersih sampai air rebusan tersisa satu 1/2 gelas. Sesudah dingin, saring, serta berkumurlah dengan air saringan, lalu minum satu hari tiga-empat setiap kali cukup seteguk.
5. Berak darah serta llendir pada anak
Bersihkan tujuh lembar daun waru muda (yang masih tetap kuncup) hingga bersih. Tambahkan 1/2 cangkir air sembari remas-remas hingga air mengental seperti selai. Tambahkan gula aren sebesar kacang tanah sembari aduk hingga larut. Peras serta saring dengan sepotong kain halus. Minum air saringan sekalian.
7. Muntah darah
Bersihkan 10 lembar daun waru fresh hingga bersih, lantas giling halus. Tambahkan secangkir air minum sembari remas-remas. Setelah itu saring serta tambahkan air gula secukupnya ke dalam air saringan, lalu minum sekalian.
8. Rambut rontok
Bersihkan 30 lembar daun waru fresh serta 20 daun randu fresh (Ceiba pentandra Gaertn), lantas giling hingga halus. Tambahkan dua sendok makan minyak jarak serta air perasan satu buah jeruk nipis, sembari aduk hingga rata. Saring ramuan itu dengan sepotong kain sembari peras. Gunakan air perasan untuk menggosok kulit kepala sambil pijat ringan. Lakukan sore hari sesudah mandi, lantas bungkus rambut dengan handuk atau sepotong kain. Setelah itu bersihkan rambut esok harinya. Lakukan tiga kali seminggu.
9. Penyubur rambut
Bersihkan 15 lembar daun waru muda, lantas remas-remas dalam satu gelas air bersih sampai air seperti selai. Setelah itu, peras serta saring dengan sepotong kain. Embunkan cairan yang terkumpul selama semalam. Keesokan hari, pakai cairan itu untuk membasahi rambut serta kulit kepala. Alhasil, kepala jadi sejuk serta rambut tumbuh lebih subur.
10. Disentri
Ambillah daun waru yang masih tetap muda atau masih tetap kuncup, bersihkan bersih gunakan sebagai lalap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar